Sabtu, 15 Maret 2014

BORAKS

Boraks merupakan suatu kristal padat yag berwarna putih yang bersifat sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air panas. Rumus kimia boraks yaitu Na2B4O7. Dalam larutannya bisa berlangsung reaksi hidrolisis boraks yaitu :
B4O72 + 7H2O ↔ 2OH + 4H3BO3
      Boraks merupakan zat penting di dunia industri, biasanya digunakan di industri manufaktur untuk melapisi porselen. Boraks disebut juga dinatrium tetraborat dekahidrat (Melati, 2012).
      Boraks ataupun asam borat memiliki khasiat sebagai antiseptik. Pemakaiannya dalam obat biasanya pada obat salep, bedak, larutan kompres. Boraks di berbagai negara memang pernah dijadikan sebagai bahan tambahan makanan, namun akhirnya banyak yang melarangnya termasuk Indonesia. Sejauh ini bahaya akibat pemakaian boasks dalam makanan belum pernah dilaporkan(Cahanar, P dan Suhanda, 2006).
      Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis fatal boraks antara 0,1-0,5 g/kg berat badan(Saparinto C dan Hidayati D, 2006 ).
      Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorbsi dalam waktu lama. Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia dan konvulsi. Penggunaan boraks apabila dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan, kulit yang luka, atau membran mukosa.
      Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hingga 1 minggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut :
1.        Sakit perut sebelah atas (epigastrik), muntah dan mencret.
2.        Sakit kepala, gelisah.
3.        Penyakit kulit berat (dermatitis).
4.        Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan.
5.        Sesak napas dan kegagalan sirkulalsi darah.
6.        Hilangnya cairan tubuh (dehidrasi), ditandai dengan kulit kering dan koma (pingsan).
7.        Degenerasi lemak hati dan ginjal.
8.        Otot-otot muka dan anggota badan bergetar diikuti dengan kejang-kejang.
9.        Kadang-kadang tidak kencing (anuria), dan sakit kuning.

10.    Tidak memiliki nafsu makan (anoreksia) dan diare ringan (Saparinto C dan Hidayati D, 2006 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar